TARSITE

Selamat datang di Artaviean Site :). Situs ini berisi tentang ragam artikel yang ditulis sendiri maupun dari situs lain mengenai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Komputer, SEO, dan artikel menarik lainnya.

Wednesday, January 9, 2013

Mengejar Standar yang Tinggi



Ada seorang mahasiswa jurusan musik memasuki ruang kelas piano. Di atas piano sudah terdapat sebuah skor musik. Dia membalik-balikkan halaman skor musik. Di dalam hatinya berguman, dia merasa kemampuannya dan kepercayaan dirinya memainkan piano sudah mencapai titik terendah, dia hampir putus asa.
Sudah 3 bulan! sejak belajar dengan dosen baru ini, setiap kali memasuki ruang musik dia merasa sangat gugup, kenapa dosennya ingin dengan cara yang demikian mengerikan mengajarnya?
Dia hanya dapat menghibur diri sendiri, harus bersemangat, dia hanya dapat berkonsentrasi pada pertempuran dengan sepuluh jari pada tuts piano, suara dentingan piano memenuhi seluruh ruangan kelas, langkah kaki professor juga mendekat.
Dosen piano ini adalah seorang master piano. Hari pertama mengajar, dia memberikan buku musik kepada mahasiswanya dan berkata, “Coba pelajari!”.
Skor musik ini mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi,  siswa bermain sering melakukan kesalahan stagnasi. "Belum mahir, dirumah latihan lagi!" Sang profesor sebelum meninggalkan kelas berpesan kepada siswanya.
Siswa ini dengan segala upaya untuk mengatasi kesulitan melakukan pelatihan selama seminggu. Masih banyak kekurangan, kedua kali masuk ruang kelas, siswa ini sedang bersiap-siap membiarkan profesor mengujinya, tetapi tanpa diduga profesor sama sekali tidak menanyakan pekerjaan rumah minggu lalu, malahan memberinya buku musik yang lebih sulit. "Coba pelajari!" Professor berkata.  
Siswa ini hampir pingsan, tetapi tidak berani protes, sekali lagi berjuang dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi dari tantangan keterampilannya.
Minggu ketiga, skor musik yang lebih sulit lagi muncul! Kejadian yang sama terjadi, siswa ini semangatnya dijatuhkan oleh buku musik super sulit ini, dia hanya bisa membawa pulang berlatih lebih giat lagi, setiap dia memasuki ruang belajar, pasti ada buku musik yang lebih sulit sedang menunggunya, walaupun betapa giatnya dia belajar, tetapi masih tidak dapat mengejar standard yang diberikan oleh professor, hatinya sangat kecewa, muncul perasaan frustasi dan putus asa terhadap professor.
Akhirnya, siswa ini tidak dapat menahan siksaan dan penderitaan ini lagi. Ketika professor memasuki ruang kelas, siswa ini mengajukan protes dan ketidak kepuasaan terhadap professor.
Professor tidak berkata apapun, dia mengeluarkan buku musik yang pertama kali diserahkan kepada siswanya ini dan berkata, “coba engkau mainkan!” dengan pandangan mata serius dia memandang ke siswanya.
Hal yang luar biasa terjadi!
Siswa ini juga merasa sangat terkejut dia dapat memainkan lagu tersebut dengan demikian merdu dan lancar! Professor mengambil buku musik ke dua, siswa ini dapat menunjukkan kinerja kaliber sangat tinggi. Setelah lagu berakhir,  siswa menatap professor, satu kalimatpun tidak bisa keluar dari mulutnya.
Professor dengan perlahan-lahan berkata, “Jika saya membiarkan engkau bermain dengan standardmu, maka sampai sekarang engkau masih berlatih dengan buku musik yang dahulu, dan tidak mungkin bisa mencapai standard seperti sekarang ini.”
Kita selalu merasa kita “tidak dapat mengerjakannya” sehingga menghalangi dan membatasi pikiran kita, pemikiran untuk selalu mencari kenyamanan dan kemudahan akan membiarkan diri  kita tidak dapat keluar dari kehidupan dalam menghadapi kesulitan, tidak dapat menerobos hambatan kerja. Menyadari bahwa "orang memiliki potensi yang tak terbatas!" Lalu semua kesulitan dan tantangan akan dipecahkan!
    

No comments:

Post a Comment

Silahkan meninggalkan komentar disini :) . Gunakan kata-kata yang baik, berilah masukkan dan kritikan yang membangun. Secepatnya saya akan balas. Komentar yang tidak baik, SARA, dan SPAM saya akan hapus!